Khutbah Pertama
الْØÙŽÙ…ْد٠لÙله٠الَّذÙيْ بÙÙ†ÙØ¹Ù’مَتÙه٠تَتÙÙ…Ù‘Ù Ø§Ù„ØµÙ‘ÙŽØ§Ù„ÙØÙŽØ§ØªÙØŒ وَبÙÙَضْلÙÙ‡Ù ØªÙŽØªÙŽÙ†ÙŽØ²Ù‘ÙŽÙ„Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙŠÙ’Ø±ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¨ÙŽØ±ÙŽÙƒÙŽØ§ØªÙØŒ ÙˆÙŽØ¨ÙØªÙŽÙˆÙ’ÙÙيْقÙه٠تَتَØÙŽÙ‚Ù‘ÙŽÙ‚Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙ‚ÙŽØ§ØµÙØ¯Ù وَالْغَايَاتÙ. أَشْهَد٠أَنْ لَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØÙ’دَه٠لَاشَرÙيْكَ لَه٠وَأَشْهَد٠أَنْ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠لَانَبÙيَّ بَعْدَهÙ. اللهم صَلّ٠وَسَلّÙمْ وَبَارÙكْ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ آلÙه٠وَصَØÙ’بÙÙ‡Ù Ø§Ù„Ù…ÙØ¬ÙŽØ§Ù‡ÙدÙيْنَ Ø§Ù„Ø·Ù‘ÙŽØ§Ù‡ÙØ±Ùيْنَ. أَمَّا Ø¨ÙŽØ¹Ù’Ø¯ÙØŒ Ùَيَا آيّÙهَا الØÙŽØ§Ø¶ÙرÙوْنَ Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽØ¥Ùيَّايَ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَى الله٠وَطَاعَتÙه٠لَعَلَّكÙمْ تÙÙÙ’Ù„ÙØÙوْنَ. يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا اتَّقÙوا اللَّهَ ØÙŽÙ‚Ù‘ÙŽ تÙقَاتÙه٠وَلَا تَمÙوتÙنَّ Ø¥Ùلَّا وَأَنْتÙمْ Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùونَ، وَتَزَوَّدÙوا ÙÙŽØ¥Ùنَّ خَيْرَ الزَّاد٠التَّقْوَى.
Kaum muslimin yang berbahagia.
Melalui mimbar yang mulia ini, al-Faqir ingin mengajak, khususnya kepada pribadi al-Faqir dan umumnya kepada jamaah Salat Jum’at siang hari ini: Marilah! Kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan, walaupun puasa tahun ini kita masih dalam suasana pandemi Covid-19. Marilah kita renungkan salah satu sabda Rasulullah Saw: “Puasalah di bulan melatih kesabaran, yakni bulan Ramadan†(Shum syahr al-shabr Ramadhan). Jika salah satu hikmah berpuasa adalah melatih kesabaran, maka terlebih lagi berpuasa dalam situasi pandemi seperti saat ini.Â
Kita benar-benar ditempa untuk menjadi manusia yang lebih banyak bersabar dalam menjalankan perintah agama di satu sisi, dan mengahadapi ujian hidup di sisi lainnya. Dalam ajaran Islam, sabar adakalanya berhubungan dengan ketentuan takdir Allah, seperti kita sabar menghadapi situasi sekarang ini. Sabar juga ada kalanya berhubungan dengan upaya sekuat tenaga untuk bertahan dan tidak goyah menghadapi rayuan setan yang membujuk manusia agar melanggar perintah Allah dan Rasul-nya. Termasuk sabar pula adalah sabar menjalankan perintah dan beribadah untuk menggapai ridha-Nya Allah Swt, sebagaimana kita sabar di dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan.
Puasa adalah menahan sekaligus meredam hasrat dan hawa nafsu yang terdapat dalam diri manusia. Pada saat seseorang berpuasa dapat dipastikan dirinya sedang bersabar dari segala hal yang dapat membatalkan puasanya, seperti makan, minum, berhubungan badan suami-istri semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Seseorang yang berpuasa pada dasarnya sedang berada di puncak kesabaran yang tidak ada bandingannya, baik di dunia maupan kelak ketika berhadapan langsung dengan Allah Swt pada hari kiamat.
Rasulullah Saw pernah berwasiat kepada para sahabatnya, di antaranya Abu Umamah supaya membiasakan berpuasa. Sebab, tidak ada yang menyamai keagungan ibadah puasa. Begitu agungnya ibadah puasa, hingga Abu Hudzaifah pernah meriwayatkan dari Rasulullah Saw  tentang sebuah hadits yang artinya: “Barang siapa ditutup usianya (meninggal dunia) dalam kondisi menjalankan puasa, maka dia masuk surga.â€
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Swt
Bersabar merupakan sikap terpuji. Orang yang bersabar kedudukannya tinggi di hadapan Allah Swt. Mereka yang sabar adalah sangat dekat dengan Allah Swt dan dijanjikan akan mendapatkan balasan pahala yang tidak terhingga. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-baqarah ayat 15:Â
يٰٓاَيّÙهَا الَّذÙيْنَ اٰمَنÙوا اسْتَعÙيْنÙوْا Ø¨ÙØ§Ù„صَّبْر٠وَالصَّلٰوة٠ۗ اÙنَّ اللّٰهَ مَعَ Ø§Ù„ØµÙ‘Ù°Ø¨ÙØ±Ùيْنَ Â
153. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Imam al-Thabari dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud kalimat Allah bersama orang-orang yang bersabar adalah bahwa Allah akan menjadi penolong orang yang sabar, Allah juga yang menanggung mereka, dan Allah meridai apa yang dikerjakan mereka orang yang sabar. Hal ini sebagaimana perkataan orang: Hai kamu! Lakukanlah sebab aku bersamamu. Maksud ungkapan “aku bersamamu†adalah aku akan menolongmu dan membantumu!
Dengan demikian apabila kita bersabar di bulan Ramadan sekarang ini, maka kita jangan pernah khawatir. Sebab, Allah selalu bersama kita dan Allah juga yang akan menolong orang-orang yang berpuasa. Allah Swt juga berfirman di dalam QS Az-Zumar ayat 10:
Ù‚Ùلْ ÙŠÙ°Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯Ù الَّذÙيْنَ اٰمَنÙوا اتَّقÙوْا رَبَّكÙمْ Û—Ù„ÙلَّذÙيْنَ اَØÙ’سَنÙوْا ÙÙيْ هٰذÙه٠الدّÙنْيَا ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©ÙŒ Â Û—ÙˆÙŽØ§ÙŽØ±Ù’Ø¶Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘Ù°Ù‡Ù ÙˆÙŽØ§Ø³ÙØ¹ÙŽØ©ÙŒ  ۗاÙنَّمَا ÙŠÙÙˆÙŽÙÙ‘ÙŽÙ‰ Ø§Ù„ØµÙ‘Ù°Ø¨ÙØ±Ùوْنَ اَجْرَهÙمْ Ø¨ÙØºÙŽÙŠÙ’ر٠ØÙسَاب٠ Â
10. Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.†Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.
Lafal “as-shobirun†dalam ayat ini menurut Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya adalah merujuk kepada orang-orang yang berpuasa. Hal ini cukup beralasan sesui dengan firman Allah dalam hadits qudsi yang berbunyi; “as-shaumu li wa ana ajzi bihi†(puasa adalah untuk Aku dan Aku juga yang akan membalasnya).Â
Pengertinnya bahwa secara umum pembalasan selalu setimpal dengan perbuatan, upah selalu menyesuaikan dengan pekerjaan. Akan tetapi, logika kepantasan itu tidak berlaku dalam urusan berpuasa yang memerlukan kesabaran ekstra. Tidak seperti pahala ibadah biasa, khusus pahala berpuasa tidak dapat dimatematikan. Hanya Allah Swt yang berhak menentukan balasan pahala untuk orang-orang yang berpuasa. Oleh sebab itu beruntunglah kita umat Islam mau bersabar menjalan ibadah puasa Ramadan.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Sebagai umat Islam yang tinggal di Indonesia, selain kita berpuasa untuk melatih diri menjadi orang yang sabar juga dalam rangka memperbanyak syukur kepada Allah Swt. Syukur dalam arti ikhlas menjalankan ibadah karena Allah, cinta kepada Allah, takut terhadap Allah disertai mengharap rida-Nya Allah, serta banyak berzikir menyebut nama Allah.
Rasa syukur itu harus selalu kita pupuk sekalipun dua kali bulan Ramadan ummat Islam menjalani ibadah puasa dan lainnya masih dalam masa pandemi Corona. Namun kali ini  tampaknya di Indonesia prosedurnya lebih longgar dengan diijinkanya salat berjamaah, Salat Tarawih dan sebagainya di masjid-masjid maupun di mushalla yang berada di zona hijau dan kuning, dengan keharusan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan pembatasan kapasitas tempat. Beruntunglah ummat Islam di Indonesia sebab kesempatan ini tidak didapati oleh semua umat Islam di Indonesia.
Pada bulan Ramadan tahun ini ada negara-negara yang memutuskan untuk memberlakukan pembatasan pada shalat tertentu, seperti Salat Tarawih. Bahkan ada pula yang memutuskan untuk melarang sepenuhnya pelaksanaan shalat berjamaah di masjid. Sebagai contoh, pada puasa tahun ini ummat Islam di Maroko tidak dapat melakukan Salat Tarawih di masjid setelah pihak berwenang memutuskan untuk memperpanjang jam malam dan memberlakukannya di bulan Ramadan, dari jam delapan malam menjadi jam enam pagi.
Tidak hanya Maroko yang mengambil keputusan ini, ada juga Tunisia, Yordania, Qatar, dan Oman. Yordania mengambil keputusan yang lebih ketat untuk melarang Salat Maghrib, Isya dan Tarawih di masjid, serta Salat Jum'at. Keputusan pemerintah ini menimbulkan ketidakpuasan di antara kelompok-kelompok di jalan Yordania.
Sementara Tunisia memutuskan untuk melarang salat berjamaah di waktu Maghrib, Isya, dan Tarawih. Adapun Qatar melarang penduduknya melakukan Salat Tarawih berjamaah saja.
Negara di Timur Tengah yang memutuskan untuk tidak melarang sembahyang di masjid adalah Arab Saudi. Pemerintah setempat membolehkan Salat Tarawih sekalipun dengan mempersingkat waktunya, dan melarang i'tikaf, buka puasa dan sahur bersama. Sementara itu, Mesir memutuskan memberlakukan persyaratan ketat agar jamaah bisa menghadiri tarawih di masjid, termasuk menutup toilet dan tempat wudhu di areal mesjid.
Jadi, masyarakat Indonesia yang beragama Islam dan berada di zona hijau dan kuning, tahun ini patut bersyukur. Sebab, diberikan kelonggaran beribadah di bulan puasa melebihi apa yang diterima oleh penduduk di negara Islam lainnya. Wujud syukur itu kita buktikan dengan menjalankan puasa di siang harinya dan mendirikan shalat sunnah tarawih di waktu malamnya, serta memperbanyak amalan sunnah, seperti memperbanyak tadarrus al-Quran, beri’tikaf, bersedekah, dan lain sebagainya. Ingat, semua dilakukan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan membatasi kapasitas tempat agar bisa saling menjaga jarak.
Rasulullah Saw bersabda: “Man shama Ramadana imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbihi†(Barangsiapa berpuasa di siang harinya Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu).
Rasulullah Saw juga bersabda: "Man qama Ramadana imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbihi†(Barangsiapa mendirikan shalat di waktu malamnya Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu).
Mudah-mudahan Allah Swt senantiasa menjaga kita, melindungi keluarga kita, agar tetap sehat, aman, dan tentram dalam menunaikan ibadah puasa dan ibadah-ibadah sunnah lainnya di bulan yang sangat mulia ini. Kita berharap semoga dosa-dosa kita diampuni oleh Allah Swt.
بَارَكَ الله٠لÙÙŠ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙØ±Ù’آن٠الْعَظÙيْم٠وَنَÙَعَنÙÙŠ ÙˆÙŽØ¥ÙيَّاكÙمْ بÙمَا ÙÙيْه٠مÙÙ†ÙŽ الآيَات٠وَالذّÙكْر٠الْØÙŽÙƒÙيْم٠أَقÙوْل٠قَوْلÙÙŠ هَذَا وَأَسْتَغْÙÙØ±Ù اللهَ الْعَظÙيْمَ Ù„ÙÙŠ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙØ³ÙŽØ§Ø¦ÙØ±Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙَاسْتَغْÙÙØ±Ùوْه٠وَتÙوْبÙوا Ø¥Ùلَيْه٠إÙنَّه٠هÙÙˆÙŽ التَّوَّاب٠الرَّØÙيْمÙ
Â
Khutbah Kedua
اَلْØÙŽÙ…ْد٠لله٠عَلَى ÙَضْلÙÙ‡ÙØŒ ÙˆÙŽØ¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†ÙÙ‡ÙØŒ ÙˆÙŽØ£ÙŽØ´Ù’ÙƒÙØ±Ùه٠عَلَى تَوْÙÙيْقÙه٠وَامْتÙنَانÙÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنْ لَا Ø¥Ùلهَ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØÙ’دَه٠لَا شَرÙيْكَ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ø§Ù‹ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙÙ‡ÙØŒ اللهم صَلّ٠وَسَلّÙمْ وَبَارÙكْ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ آلÙه٠وَصَØÙ’بÙÙ‡Ù Ø§Ù„Ù…ÙØ¬ÙŽØ§Ù‡ÙدÙيْنَ Ø§Ù„Ø·Ù‘ÙŽØ§Ù‡ÙØ±Ùيْنَ،  أَمَّا بَعْدÙ:
ÙَاتًّقÙوا اللهَ، Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‡ÙØŒ وَبَادَرÙوا Ø¨ÙØ§Ù„ْخَيْرَات٠مَا دَامَتْ Ù…ÙمْكÙنَةً Ù„ÙŽÙƒÙمْ ÙˆÙŽÙ…Ùيَسَّرَةً Ù„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙŽØ¥Ùنَّ الْÙÙØ±Ù’صَ لَا تَدÙوْم٠وَإÙنَّ الْØÙŽÙŠÙŽØ§Ø©ÙŽ Ø²ÙŽØ§Ø¦Ùلَةٌ ÙˆÙŽØ¥Ùنَّ الْعَمَلَ بَاقÙÙŠ عَلَى خَيْرÙه٠أَوْ شَرّÙÙ‡Ù.
وَاعْلَمÙوا أَنَّ خَيْرَ الْØÙŽØ¯ÙÙŠÙ’Ø«Ù ÙƒÙØªÙŽØ§Ø¨Ù Ø§Ù„Ù„Ù‡ÙØŒ وَخَيْرَ Ø§Ù„Ù’Ù‡ÙŽØ¯Ù’ÙŠÙ Ù‡ÙŽØ¯Ù’ÙŠÙ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ØµÙŽÙ„Ù‘ÙŽÙ‰ الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ، وَشَرّ٠الْأÙÙ…ÙÙˆÙ’Ø±Ù Ù…ÙØÙ’Ø¯ÙŽØ«ÙŽØ§ØªÙهَا، ÙˆÙŽÙƒÙÙ„Ù‘Ù Ø¨ÙØ¯Ù’عَة٠ضَلَالَةٌ.
وَعَلَيْكÙمْ Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ø¬ÙŽÙ…ÙŽØ§Ø¹ÙŽØ©ÙØŒ ÙÙŽØ¥Ùنَّ يَدَا الله٠عَلَى الْجَمَاعَة٠وَمَنْ شَذَّ شَذَّ ÙÙÙŠ النَّار٠ثÙمَّ اعْلَمÙوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكÙمْ Ø¨ÙØ£ÙŽÙ…ْر٠عَظÙيْم٠Ùَقَالَ Ø³ÙØ¨Ù’ØÙŽØ§Ù†ÙŽÙ‡Ù وَتَعَالَى (Ø¥Ùنَّ اللَّهَ وَمَلائÙÙƒÙŽØªÙŽÙ‡Ù ÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘Ùونَ عَلَى النَّبÙيّ٠يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا صَلّÙوا عَلَيْه٠وَسَلّÙÙ…Ùوا تَسْلÙيمًا)ØŒ اللَّهÙمَّ صَلّ٠وَسَلّÙمْ عَلَى عَبْدÙÙƒÙŽ وَرَسÙوْلÙÙƒÙŽ نَبÙيّÙنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯ÙØŒ وَارْضَ اللَّهÙمَّ عَنْ Ø®ÙÙ„ÙŽÙَائÙÙ‡Ù Ø§Ù„Ø±Ù‘ÙŽØ§Ø´ÙØ¯Ùيْنَ،الأَئÙمَّة٠الْمَهْدÙيّÙيْنَ، أَبÙÙŠ Ø¨ÙŽÙƒÙ’Ø±ÙØŒ وَعÙمَرَ، ÙˆÙŽØ¹ÙØ«Ù’مَانَ، وَعَلÙÙŠÙ‘ÙØŒ وَعَن٠الصَّØÙŽØ§Ø¨ÙŽØ©Ù أَجْمَعÙيْنَ، ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ†Ù Ø§Ù„ØªÙ‘ÙŽØ§Ø¨ÙØ¹Ùيْنَ، وَمَنْ ØªÙŽØ¨ÙØ¹ÙŽÙ‡Ùمْ Ø¨ÙØ¥ÙØÙ’سَان٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ يَوْم٠الدّÙيْنÙ.
اللَّهÙمَّ Ø£ÙŽØ¹ÙØ²Ù‘ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ø¥ÙØ³Ù’لَامَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ، وَأَذÙلَّ Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØ±Ù’ÙƒÙŽ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ´Ù’رÙÙƒÙيْنَ، ÙˆÙŽØ¯ÙŽÙ…Ù‘ÙØ±Ù’ أَعْدَاءَ الدّÙÙŠÙ’Ù†ÙØŒ وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمÙناً Ù…ÙØ·Ù’مَئÙنّاً ÙˆÙŽØ³ÙŽØ§Ø¦ÙØ±Ù بÙÙ„ÙŽØ§Ø¯Ù Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمÙيْنَ، اللَّهÙمَّ بَارÙكْ لَنَا ÙÙÙŠ شَهْر٠رَمَضَانَ، اللَّهÙمَّ ارْزÙقْنَا ÙÙيْه٠الْقÙوَّةَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø§ÙØÙ’ØªÙØ³ÙŽØ§Ø¨ÙŽ Ø§Ù„Ù’Ø¹ÙŽÙ…ÙŽÙ„ÙŽ Ø§Ù„ØµÙ‘ÙŽØ§Ù„ÙØÙŽØŒ اللَّهÙمَّ أَعÙنَّا عَلَى ذÙكْرÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽØ´ÙكْرÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽØÙØ³Ù’Ù†Ù Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽØªÙÙƒÙŽØŒ اللَّهÙمَّ ارْزÙقْنَا Ù…Ùنْ ÙَضَائÙÙ„Ùه٠وَمَغَانÙÙ…Ùه٠مَا يَسَّرْتَه٠لَنَا، اللَّهÙمَّ أَعÙنَّا عَلَى صÙيَامÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ‚ÙيَامÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØÙÙْظ٠أَيَّامÙÙ‡Ù Ù…ÙÙ†ÙŽ الْخÙلَل٠وَالضّÙÙŠÙŽØ§Ø¹ÙØŒ (رَبَّنَا تَقَبَّلْ Ù…Ùنَّا Ø¥Ùنَّكَ أَنْتَ السَّمÙيع٠الْعَلÙيمÙ)ØŒ اللَّهÙمَّ Ø£ÙŽØµÙ’Ù„ÙØÙ’ ÙˆÙلَّاة٠أًمًوْرÙنَا وَاجْعَلْهÙمْ Ù‡ÙØ¯ÙŽØ§Ø©ÙŽ Ù…Ù‡Ø¯ÙŠÙ† غَيْرَ ضَالّÙيْنَ وَلَا Ù…ÙØ¶ÙلّÙيْنَ، اللَّهÙمَّ Ø£ÙŽØµÙ’Ù„ÙØÙ’ Ø¨ÙØ·ÙŽØ§Ù†ÙŽØªÙŽÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽØ£ÙŽØ¨Ù’Ø¹ÙØ¯Ù’ عَنْهÙمْ Ø¨ÙØ·ÙŽØ§Ù†ÙŽØ©ÙŽ Ø§Ù„Ø³Ù‘Ùوء٠وَالْمÙÙÙ’Ø³ÙØ¯Ùيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمÙيْنَ.
عبادَ الله، (Ø¥Ùنَّ اللَّهَ ÙŠÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ù Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ø¹ÙŽØ¯Ù’Ù„Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ø¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†Ù ÙˆÙŽØ¥Ùيتَاء٠ذÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙØ±Ù’بَى وَيَنْهَى عَنْ الْÙÙŽØÙ’شَاء٠وَالْمÙÙ†ÙƒÙŽØ±Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¨ÙŽØºÙ’ÙŠÙ ÙŠÙŽØ¹ÙØ¸ÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙونَ)ØŒ(وَأَوْÙÙوا Ø¨ÙØ¹ÙŽÙ‡Ù’Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ عَاهَدْتÙمْ وَلا ØªÙŽÙ†Ù‚ÙØ¶Ùوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكÙيدÙهَا وَقَدْ جَعَلْتÙمْ اللَّهَ عَلَيْكÙمْ ÙƒÙŽÙÙيلاً Ø¥Ùنَّ اللَّهَ يَعْلَم٠مَا تَÙْعَلÙونَ)ØŒ ÙÙŽØ§Ø°Ù’ÙƒÙØ±Ùوا اللهَ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ù’ÙƒÙمْ، ÙˆÙŽØ§Ø´Ù’ÙƒÙØ±Ùوْه٠عَلَى Ù†ÙØ¹ÙŽÙ…ÙÙ‡Ù ÙŠÙŽØ²ÙØ¯Ù’ÙƒÙمْ، وَلَذÙكْر٠الله٠أَكْبَر، والله٠يَعْلَم٠مَا تَصْنَعÙوْنَ.
Sumber: Kemenag.go.id